Saya hendak menyampaikan apa saja yang saya dapatkan di Monash Institute selama 11 bulan ini.a

Bnyak sekali yang saya dapatkan sejak di Monash Institute. Pengalaman berorganisasi yang menuntut saya harus paham berbagai persoalan yang ada pada diri saya sendiri bahkan lingkungan dan orang lain. 

Organisasi terutama perkaderan yang memaksa saya untuk berani menantang diri saya melangkah lebih maju untuk memperbaiki diri dan dengan berorganisasi, saya memiliki komunikasi yang baik dengan orang lain.

Awalnya, menghafal al-Qur'an dan belajar i'rab al-Qur'an menjadi tujuan awal saya di Monash Institute. Tetapi, sistem menghafal yang belum pernah saya temui sebelumnya justru lebih menantang diri saya agar tetap bertahan di sini. 

Harapannya, dengan saya di Monash Institute bisa membanggakan keluarga saya dan diri saya sendiri. 

Dalam aspek pembelajaran dan hafalan, saya termasuk orang yang lemah dalam memahami sesuatu dan lama dalam hafalan. Tapi, saya tidak pernah berhenti belajar dan terus mencoba sampai tingkat mengajar benar-benar saya dapatkan meskipun terkadang saya masih lengah.e

Mengutamakan kesenangan orang lain dan mengalah pada diri sendiri menjadi dasar yang saya dapatkan di Monas Institute. Ketika saya lebih mementingkan kesenangan orang lain daripada diri saya sendiri, saya yakin Allah akan membalasnya dengan kesenangan yang lebih besar.

Saya mencoba meniru dan menerapkan apa yang Abah lakukan. Semakin lama, saya sangat yakin jika saya menolong orang lain, Allah juga akan menolong saya. 

Abah sering mengakatan dengan ilmu dan harta kita bisa jadi pemimpin.

Sejak berada di Monash Institute, hati saya mulai terbuka bahwa sebenarnya berwirausaha dan memiliki uang banyak itu sangat penting. Saya mulai mengikuti usaha dengan jualan kecil-kecilan di Monash Institute. Meskipun belum begitu berkembang, saya akan selalu berusaha untuk istiqomah.

Alhamdulillah saya dipertemukan dengan Abah Nasih dan bisa menjadi bagian dari Monash Institute yang mengajarkan bahwa hidup itu tidak hanya bersinergi tapi juga berkompetisi. Dengan berkompetisi kita memiliki banyak perbedaan dan dari situlah kita mendapat banyak pelajaran pula.

Abah merupakan penyemangat sekaligus motivator bagi saya dan kawan-kawan di Monash Institute. Pertama kali saya mengenal Abah, saya pikir Abah adalah orang yang galak, tetapi semakin lama saya kenal ternyata Abah adalah orang yang baik, penyayang, hebat, tegas, pekerjaan keras, dan disiplin. Saya senang ketika melihat Abah berjalan, karena terlihat berwibawa dan santun.

Abah adalah seorang yang sederhana, selalu memperhatikan kesehatan, egaliter, dan selalu memberi pembelajaran kepada kami untuk selalu bersemangat dalam belajar. Abah adalah sosok yang hebat, karena selalu semangat dengan apa yang dikerjakan. Meskipun Abah sering bolak-balik Semarang dan Rembang, tapi Abah tidak pernah mengeluh karena capek. Abah juga selalu menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Seperti mengaji, simaan, mengajar, menulis, dll.

Meskipun seorang doktor, ketika sedang mengajar Abah juga bisa bercanda sehingga membuat anak-anaknya tertawa dan senang. Disitu saya dapat pelajaran bahwa kita tidak boleh mengeluh dalam melakukan sesuatu apapun dan harus menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, karena waktu itu sangat berharga dan tidak dapat diulang. 

Jujur, saya ingin seperti Abah, yang mempunyai misi-misi hebat untuk membangun ummat yang berkualitas. Selain itu, Abah juga seorang Hafidh yang sudah mutqin, bisa mendidik anak-anak dengan tegas. Saya sangat bersyukur dan bangga bisa bertemu dengan Abah. Semoga saya lebih bersemangat lagi dalam belajar. Semoga Abah juga diberikan kesabaran dalam mendidik anak-anak Abah. Baik anak biologis maupun anak idiologis.

Semoga saya bisa selalu istiqomah dan bisa menjadi pribadi yang unggul untuk membantu visi besar Monash Institute sesuai harapan Abah.🙏

Insyaallah.🙂

Katanya, hidup tak seperti buku cerita. Tapi bumi tak lepas dari cita dan cinta.

Katanya, jarak pandai meniadakan. Tapi kita selalu bergerak dengan sebuah tujuan.

Meski tak semua tawa menyimpan bahagia, yakinlah Sang Pencipta menjawab semua do'a. Jalan yang jauh, semoga Abah semakin tangguh dan lapang. Semoga hari-hari Abah selalu teduh dan penuh kasih sayang.

Aamiin.🤲

Selamat menjalani tahun ke empat puluh tiga, ayah idiologis tersayang.🙂

Terima kasih atas segala lelah untuk kami yang sering leng


ah.🙏