Antara Media Sosial, Generasi Milenial, dan Moderasi Beragama

Dewi Khofifah

dewikhf@gmail.com

Indonesia merupakan negara yang didalamnya terdapat berbagai perbedaan agama, ras, budaya, bahasa, dan sebagainya. Tapi tidak menutup kemungkinnan untuk tetap besatu karena keberagaman ini disimbolkan dengan Bhineka Tunggal Ika yang bermakna walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.

Cara pandang secara moderat dalam beragama sangat diperlukan dengan memahami, mengamalkan, dan mengajarkan ajaran agama dengan lebih terbuka. Dengan cara damai dan aman, toleransi sesama umat beragama tentunya tidak ada diskriminasi satu sama lain, melainkan saling memahami dan bekerja sama.

Mejadi moderat bukan berarti bersikap bebas, tidak serius, dan tidak sungguh-sungguh dalam mengamalkan ajaran islam. Moderat yang dimaksud lebih mengarah pada kerukunan antar umat beragama serta menolak permusuhan, Dengan menggunakan sikap moderat ini, Indonesiaakan semakin makmur dan maju.

Generasi milenial adalah generasi yang lahir bersamaan dengan pan-Islaminisme menjadi radikal global. Generasi ini juga tumbuh bersamaan dengan berkembangnya kelompok agama kekerasan, yang menanamkan intoleran, pemberontakan, hingga ide-ide yang membahayakan negeri.

Namun, generasi milenial biasanya belum memiliki kemampuan psikis dan spiritual. Pandangan agama yang besar, psikis dan spiritual yang masih lemah, ditambah mudahnya terjerumus di dunia maya. 

Sikap moderasi beragama dapat menjadi rumus ampuh dalam merespons dinamika zaman di tengah maraknya intoleran dan fanatisme berlebihan yang bisa meruntuhkan kerukunan seluruh umat beragama.

Sikap moderasi beragama pada generasi milenial sangat penting karena ini salah satu bagian dari tugas generasi bangsa untuk selalu berpikir terbuka dan positif terhadap semua hal. Tidak berpikir radikal terhadap semua hal tetapi menganggap perbedaan sebagai kekuatan untuk memajukan negara. 

Generasi milenial berperan penting sebagai agen moderasi beragama, seperti yang telah disampaikan ole Thomas Ardian Siregar sebagai Asisten Deputi moderasi beragama kemenko PMK dalam kegiatan workshop moderasi beragama bagi generasi milenial di Bandung. 

“Milenial dapat mensosialisasikan muatan moderasi beragama dikalangan masyarakat agar tercipta kehidupan yang harmonis, damai, dan rukun. Moderasi beragama merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.”

Keberagaman sangat luas sehingga membuat kita berpikir terbuka dan menerima perbedaan agar siapapun memberikan pandangan masing-masing tanpa menimbulkan permusuhan. Dengan adanya teknologi informasi yang smakin canggih dan maju akan mengakibatkan banyak pengetahuan yang bisa diakses dengan mudah dan gampang menimbulkan banyak pemikiran berbeda yang memicu kekeluargaan umat beragama. 

Generasi yang sering bergelut dengan teknologi informasi, seharusnya ebih pandai lagi dalam menggunakan teknologi jangan sampai terjerumus dalam hal-hal yang sifatnya merusak moral generasi milenial yang sdangat mudah terpengaruh gaya hidup dan pola pikir yang salah.

Penguatan pandangan agama moderat bagi generasi milenial memang sangat penting karena generasi milenial moderat akan menjadi investasi penting untuk terjaganya keharmonisan dan keamanan negara dimasa depan. Untuk menciptakan keharmonisan dan keamanan, membutuhkan sikap saling menghargai, menghormati, toleran, dan persaudaraan.

Generasi milenial diharapkan dapat mengembangkn wawasan kultural dan religius dikalangan masyarakat, mengintensifkan dialog berbasis kelompok dan melibatkan seluruh masyarakat untuk menyelenggarakan kegiatan social-budaya dan agama khususnya dikalangan milenial.

Tantangan moderasi beragama merupakan realita agama dimedia sosial, tantangan ini membuat risau para tokoh agama. Jika moderasi beragama tidak disikapi dengan bijak, maka fanatik beragama akan semakin berpengaruh pada pemikiran masyarakat media sosial. 

Sikap moderasi beragama juga sangat penting diajarkan dan disebarkan dikalangan milenial, sehingga dapat mencegah dan mengurangi tindakan yang tidak disukai dan tidak diinginkan. Bagi generasi milenial yang menggunakan media sosial sebagai pusat informasi, harus digunakan untuk hal positif agar moderasi beragama dapat tercapai dan terealisasikan. Untuk mencapai hal itu, bisa diawali dengan mengtahui fungsi media sosial, kemudian mengetahui bagaimana cara menggunakan media sosial dengan baik dan benar.

Dengan memperbanyak pengetahuan moderasi beragama secara digital kepada untuk bermoderasi beragama. Minat dan semangat beragama moderasi akan menjadi tameng yang melindungi generasi milenial dari berbagai idiologi radikal yang tersebar dimedia sosial. 

Media sosial dapat digunakan sebagai sarana kajian dan dakwah secara online dan menyebarluaskan paham moderasi beragama, melalui konten mendidik yang sederhana dan mudah dipahami, sehingga terhindar dari ketidakjelasan. Konten dibuat semenarik mungkin agar menarik minat generasi mlenial.

Untuk menguatkan pandangan moderasi beragama dikalangan generasi milenial, kajian dan dakwah harus benar-benar memperhatikan aspek-aspek penting penting, seperti visual, komunikasi, dan marketing.

Berbekal pemahaman agama yang moderat, generasi milenial akan tumbuh menjadi generasi yang membawa islam kepada rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam. Beragama menjalin kasih sayang, persaudaraan, kebersamaan, dan kebaikan bagi seluruh alam. 


https://www.kemenkopmk.go.id/millenial-berperan-penting-sebagai-agen-moderasi-beragama

https://www.republika.co.id/berita/plntgz384/pentingnya-sikap-moderasi-beragama-bagi-kaum-milenial

https://jalandamai.org/milenial-moderasi-beragama-dan-dakwah-era-digital.html

https://www.jawapos.com/opini/07/10/2021/moderasi-beragama-untuk-milenial/

https://eksposkaltim.com/berita-12366-opini--pentingnya-sikap-moderasi-beragama-bagi-kaum-milenial.html